Ada kisah seorang pemuda yang dulunya
dididik untuk menjadi tukang sihir kerajaan. Tetapi kemudian pemuda ini menjadi
hambba Allah yang beriman. Allah Swt memberikan kemudahan kepadanya. Suatu ketika pembantu raja yang buta
berangkat menemui pemuda ini dan memohon kepadanya agar menyembuhkan
kebutaannya. Pemuda ini mau mendoakannya agar Allah Swt menyembuhkannnya dengan
syarat dia beriman kepada-Nya. Tawaran itu diterimanya dan Allah pun menyembuhkannya. Raja kaget dengan kejadian
ini dan keimanan pemuda ini.
Raja memerintahkan agar menangkap
pemuda ini dan menghukumnya. Mula-mula pemuda ini dihukum dengan cara
dijatuhkan dari atas gunung. Raja berpesan, “Jika sesampainya disana dia mau
keluar dari agamanya, maka ia jangan diapa-apakan, tetapi kalau ia teguh dalam
agamanya, maka lemparkan saja ke jurang.” Allah Swt menyelamatkan pemuda itu
dan membinasakan pengawal raja. Raja bertanya, “Mana pengawalku?” Dia menjawab,
“Allah menyelamatkanku dari kejahatan mereka.” Lalu raja memerintahkan pengawal
yang lain agar menceburkannya ke laut. Lantas dibawalah pemuda ini ketengah
laut dengan menggunakan kapal. Tetapi Allah Swt kembali menyelamatkannya.
Pemuda tersebut datang mengadap raja dan berkata, “Engkau tidak bisa membunuhku
sebelum mematuhi perintahku.” Raja bertanya “Apa perintahmu?” Pemuda itu
menjawab “Kumpulkan seluruh rakyat di lapangan, lalu gantunglah aku pada
sebatang pohon. Panahlah aku seraya mengucapkan ‘Bismillahi rabbi ghulam’
(dengan nama Allah, Tuhan pemuda ini) Jika engkau melakukan apa yang
kuperintahkan ini, maka engkau bisa membunuhku.”
Setelah itu, ternyata benar pemuda
tersebut meninggal. Tapi kemudian rakyatnya berkata, “Kami beriman kepada Tuhan
pemuda ini”. Raja pun marah, ia membuat
parit di sepanjang jalan dengan nyala api serta melemparkan siapa saja yang
beriman.
Ada seorang ibu yang mengendong
bayinya. Ia termasuk yang beriman kepada Tuhan pemuda tersebut. Ibu ini tidak
tega melihat bayinya ikut terbakar bersamanya. Keraguan merasuki jiwanya. Dalam
keadaan yang demikian ini, tiba-tiba bayi yang masih kecil berbicara, “Wahai
ibu, tabahkanlah hatimu, karena ibu berada dalam kebenaran.” (Imam Muslim, Sahih
Muslim, Hadis No. 3005, 1998 : 1600)
0 komentar:
Posting Komentar